Pemuda Maritim - Salah satu wilayah kecamatan kepulauan
yang merupakan penghasil ikan terbesar di Kabupaten Sumenep, Madura,
yakni Pulau/Kecamatan Sapeken, menjadi incaran bagi nelayan andon
(nelayan asal luar daerah), untuk menangkap ikan diperairan pulau
tersebut.
Karena bila mencari ikan diperairan
pulau tersebut, hasil tangkapannya sangat banyak, serta ikan yang
didapat harganya cukup mahal. Sehingga banyak kapal asing yang melakukan
pencarian ikan didaerah tersebut, meski secara sembunyi-sembunyi.
Karena takut ketahuan petugas yang melakukan patroli diperairan sapeken.
Sementara nelayan luar yang masuk ke
daerah tersebut, adalah nelayan Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara
Barat, Jawa dan lainnya. Namun karena peralatan yang digunakan nelayan
luar lebih canggih ketimbang nelayan setempat, maka tidak jarang terjadi
konflik sesama nelayan.
Ketua Pokmaswas (kelompok masyarakat
pengawas) Sapeken, Muhammad Ali DS menuturkan, di tengah “persiangan”
dengan nelayan luar, dalam melakukan penangkapan ikan, selama ini
nelayan setempat tetap menggunakan alat tangkap seadanya. Meski tak
dipungkiri ada oknum-oknum yang melakukan penangkapan dengan pengeboman.
Atas kegiatan distruktif nelayan
tersebut, sebenarnya sudah sejak lama pihaknya melaporkan hal itu kepada
pihak berwenang. Hanya saja, dari sekian laporan adanya
pelanggara-pelanggaran itu, Ali menangkap kesan ada pembiaran.
“Saya tidak tahu, apa karena memang ada keterbatasan atau apa. Sehingga lamban sekali responnya,” katanya.
Hingga akhirnya, dia mengaku senang
ketika Minggu (1/11) lalu ada tiga kapal nelayan pengebom diamankan oleh
Ditpolair Mabes Polri yang di-BKO Polda Jatim. Sebab itu, kemarin dia
menyampaikan apresiasi masyarakat terhadap Mabes Polri dengan
tertangkapnya 3 kapal nelayan pengebom.
Apresiasi itu disampaikan melalui surat
rnomor: 6/Pokmaswas/SPK/435.427/XI/2015 yang ditujukan kepada Ditpolair
Polda Jatim. Selain berisi apresiasi dan harapan agar pelaku diberi
sanksi sesuai perbuatannya, menurutnya juga berisi permohonan agar Mabes
Polri kembali melakukan operasi serupa.
Dikatakan, pelaku pengeboman yang
diamankan itu statusnya hanya sebagai korban-pelaku. Menurut dia, mereka
yang tertangkap tidak berdiri sendiri. Ada mafia ikan yang perlu
diungkap oleh Mabes Polri agar masyarakat nelayan setempat tidak resah.
“Para pelaku pengeboman mau bekerja kepada mereka biasanya karena terlilit hutang,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menceritakan, para
mafia itu tidak hanya berstatus sebagai penadah ikan hasil tangkapan
dengan cara pengeboman. Namun para pengusaha ikan nakal tersebut juga
bertindak sebagai penyuplai bahan peledak yang dimasukkan dari luar
kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura ini.
Menurutnya, mafia ikan tersebut ada yang
memang warga setempat, ada pula yang dari luar Sapeken. Oleh sebab itu,
melalui surat yang dikirimkan itu, ia berharap Mabes Polri mau kembali
melakukan operasi laut dan mengungkap dan menangkap para mafia ikan yang
selama ini meresahkan masyarakat.
“Saya yakin, jika para pengusaha nakal
itu tetap tidak tersentuh oleh hukum, penangkapan ikan dengan
menggunakan bom itu akan terus berlanjut. Mereka tidak akan pernah jera.
Karena yang namanya pengusaha, yang dipikirkan hanya bagaimana cara
mendapatkan hasil yang banyak,” pungkasnya.
Sumber : newsmadura.com
Tidak ada komentar: